Akuntansi
manajerial adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk
menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk
kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang
meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan
serta pengendalian (Supriyono:1987). Akuntansi manajerial dapat dipandang dari
dua sudut : akuntansi manajerial sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi
manajerial sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe
akuntansi, akuntansi manajerial merupakan suatu sistem pengolahan informasi
keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan
pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi
manajerial merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai
satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan
pengelolaan perusahaan. Dengan demikian, akuntansi manajerial adalah informasi
keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajerial,
yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi (Mulyadi:2001).
Sebagai
salah satu sistem pengolahan informasi keuangan, karakterisik akuntansi
manajerial dapat dibandingkan dengan karakteristik akuntansi keuangan. Adapun
persamaan dan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial
sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan menurut Mulyadi (2001:3),
adalah sebagai berikut :
Perbandingan
|
Karakteristik
|
Akuntansi
Keuangan
|
Akuntansi Manajerial
|
PERBEDAAN
|
Dasar pencatatan
|
Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU).
|
Tidak
terikat pada PABU, karena kriteria pokok untuk mengolah data keuangan dalam akuntansi
manajerial adalah manfaat serta lebih didasarkan atas logika dan pengalaman.
|
Fokus informasi
|
Informasi
keuangan masa lalu.
|
Informasi
keuangan masa lalu dan informasi keuangan masa yang akan datang.
|
|
Lingkup informasi
|
Informasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan.
|
Informasi
keuangan bagian-bagian suatu perusahaan.
|
|
Sifat laporan yang dihasilkan
|
Ringkasan
dan berisi informasi yang diteliti.
|
Lebih
rinci dan unsur taksiran lebih dominan dalam informasi yang disajikan di
dalamnya.
|
|
Keterlibatan dalam perilaku manusia
|
Lebih
mementingkan pengukuran kejadian-kejadian ekonomi.
|
Pengukuran
kinerja manajemen berbagai jenjang organisasi.
|
|
Disiplin sumber yang melandasi
|
Ilmu
ekonomi.
|
Ilmu
ekonomi dan psikologi social
|
|
PERSAMAAN
|
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU)
|
Prinsip
akuntansi berterima umum (PABU) dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar
juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajerial.
|
|
Informasi Operasi
|
Akuntansi
manajerial dan akuntansi keuangan menggunakan informasi operasi yang sama
sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya
|
Sistem
akuntansi manajerial menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti
manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajerial
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan
informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan,
mengendalikan, dan membuat keputusan. Dalam menghasilkan suatu informasi,
sistem akuntansi manajerial meliputi serangkaian proses manajemen, antara lain
: (Hansen, 2009:7)
· Perencanaan adalah
formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir
tertentu. Oleh sebab itu, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai
tujuan tersebut.
· Pengendalian
adalah kegiatan memonitor pelaksanaan rencana dan tindakan korektif sesuai
kebutuhan untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana semestinya.
· Pengambilan
keputusan adalah proses pemilihan diantara berbagai alternatif.
Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajerial adalah menyediakan
informasi yang memudahkan manajer dalam proses pengambilan keputusan.
A.
PERAN AKUNTANSI MANAJERIAL
Peranan
akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat penting dalam
menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi
pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi manajerial
memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi
manajerial dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar
sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat
dialokasikan dan di transformasikan secara lebih efektif serta efisien,
termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek
disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra organisasi.
Sistem
informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu
sistem akuntansi manajerial dan sistem akuntansi keuangan. Kedua sistem
akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan jenis proses yang
digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun sistem informasi
akuntansi keuangan digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan sistem informasi akuntansi
manajerial digunakan bagi pihak internal.
Sistem
akuntansi manajerial menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakai
intern (para manajer dan profesional) untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen
tertentu sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Inti
dari sistem informasi akuntansi manajerial adalah proses yang dideskripsikan
oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan,
analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi
manajerial tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat
dari proses, masukan, atau keluarannya sehingga kriterianya fleksibel dan
berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajerial memiliki tiga
tujuan umum : (Hansen, 2009:4)
a. Menyediakan
informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang
ditentukan oleh manajemen. Oleh karenanya, implementasi penyediaan informasi untuk
perhitungan-perhitungan biaya oleh manajemen digunakan untuk mengevaluasi
ketepatan keputusan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan
biaya, memperluas pangsa pasar dan meningkatkan laba.
b. Menyediakan
informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan. Oleh karenanya, informasi dibutuhkan untuk mengidentifikasi
berbagai peluang untuk perbaikan dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai
dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk menciptakan
perbaikan.
c. Menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pentingnya pengambilan
keputusan dengan memilih atau beberapa strategi yang paling masuk akal dalam
memberikan jaminan pertumbuhan dan kelangsungan hidup jangka panjang bagi
perusahaan.
Dalam
sebuah sistem informasi akuntansi manajerial, masukan (input) berupa kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan. Di dalam proses (process) terjadi
aktivitas pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan
pengelolaan data atau informasi. Setelah melalui proses, maka menghasilkan
keluaran (output) berupa laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan,
anggaran, laporan kinerja dan komunikasi pribadi. Hasil keluaran tersebut akan
digunakan oleh pihak intern dalam pengambilan keputusan. Penggunaan sistem
informasi akuntansi manajerial tidak hanya digunakan pada perusahaan
manufaktur, tetapi juga digunakan pada perusahaan perdagangan, jasa dan
nirlaba.
Mulyadi
(2001) mengemukakan bahwa terdapat dua garis besar peranan dari akuntansi
manajerial, antara lain :
1.
Peran
Akuntansi manajerial Sebagai Suatu Tipe Akuntansi
Peran
akuntansi manajerial sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan
dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan :
a)
Pencatat skor (score keeping)
Dalam
pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan
pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajerial berperan
dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang
memberikan informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada
berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajerial juga berperan besar
dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan
rencana aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajerial mencatat skor dan
mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan
manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun. Untuk memenuhi
fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajerial harus
memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal (reliable).
b) Penarik
perhatian manajemen (attention directing)
Sebagai
penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan
pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar manajemen dapat
merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi.
Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajerial telah
dapat menjadi pencatat skor yang baik.
c) Penyedia
informasi untuk pemecah masalah (problem solving)
Tahap
perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik
perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh
akuntan manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap
pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.
2. Peran Akuntansi manajerial Sebagai Suatu
Tipe Informasi
Informasi
merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang
menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut
masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut
pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang
tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan
informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih
alternatif tindakan tersebut.
Disamping
uraian mengenai garis besar pentingnya akuntansi manajerial dalam suatu proses
bisnis diatas, peran akuntan manajemen sebagai “pelaksana” sistem akuntansi
manajerial juga tidak kalah penting, serta merupakan peran pendukung dalam
suatu organisasi. Mereka membantu orang-orang yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan tujuan dasar organisasi (Hansen, 2009:20). Posisi yang
bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi
lini (line position) dan posisi yang sifatnya mendukung dan tidak
bertanggungjawab secara langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut
sebagai posisi staf (staff position).
Akuntan
manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur,
menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan informasi
yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan
manajemen berfungsi sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab
menyediakan informasi.
Semua
praktik akuntansi manajerial dikembangkan untuk membantu manajer memaksimumkan
laba. Secara tradisional, kinerja ekonomi perusahaan menjadi pertimbangan
utama. Oleh karenanya, manajer dan akuntan manajemen seharusnya tidak terlalu
berfokus pada laba yang akan mengakibatkan mereka membangun suatu keyakinan
bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah memaksimumkan kekayaan bersih. Tujuan
memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai dengan
cara-cara yang legal dan etis, sesuai dengan kode etik perusahaan atau standar
etika tertentu. Efeknya, timbulah beberapa sertifikasi khusus yang ditujukan
bagi akuntan manajemen, antara lain :
Ø CMA
(Certificate in Management Accounting ) adalah sertifikasi
yang didesain untuk memenuhi kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Salah
satu tujuan CMA adalah membuat akuntansi manajerial menjadi disiplin ilmu yang
diakui, profesional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.
Ø CPA
(Certificate in Public Accounting ), utamanya ditujukkan bagi
mereka yang berpraktik sebagai akuntan publik tetapi banyak akuntan manajemen
yang memilikinya karena sertifikat ini sangat diakui .
Ø CIA
(Certificate in Internal Auditing ) Adalah sertifikasi bagi
auditor internal dan didesain untuk memiliki kompetensi teknis yang memadai.
0 komentar:
Posting Komentar