Rabu, 25 September 2013

Posted by Kelompok 11 On 22.57
I.         Pengertian Dan Manfaat Anggaran Induk
Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran induk merupakan ringkasan dari rencana perusahaan yang menetapkan target tertentu untuk aktivitas penjualan, produksi, distribusi, dan pendanaan. Anggaran induk pada umumnya diakhiri dengan anggaran kas, anggaran laba rugi, dan anggaran neraca. Singkatnya, anggaran induk menggambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut akan dicapai.
Manfaat dari Anggaran antara lain :
1.      Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2.      Dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan dan kekurangan pegawai
3.      Dapat memotivasi karyawan karena ada tujuan/sasaran yang akan dicapai
4.      Menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai
5.      Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6.      Sumber daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin

II.       Tipe-Tipe Anggaran

1.        Anggaran Pribadi
Hampir semua orang membuat anggaran meskipun banyak orang yang menggunakan anggaran tidak mengakui bahwa apa yang mereka lakukan merupakan aktivitas penganggaran. Pendapatan diperkirakan, pengeluaran direncanakan, dan pembelanjaan dibatasi sesuai sesuai dengan rencana. Orang juga menggunakan anggaran untuk meramalkan kondisi keuangan di masa yang akan datang untuk berbagai tujuan, seperti membeli rumah, membiayai pendidikan, atau menabung untuk dana pensiun. Anggaran-anggaran ini mungkin hanya ada dalam pikiran individu, tetapi meskipun demikian mereka sebenarnya membuat anggaran.

2.        Anggaran yang Ditetapkan Sendiri
Anggaran ini merupakan anggaran yang disusun dengan kerja sama dan partisipasi penuh dari seluruh manajer pada segala tingkatan.  Estimasi anggaran yang disusun oleh manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak dapat begitu saja diterima oleh manajer pada tingkat yang lebih tinggi. Tanpa adanya peninjauan ulang, anggaran partisipatif mungkin saja menjadi terlalu bebas atau terlalu banyak mengandung kelonggaran anggaran. Akibatnya adalah inefisiensi dan pemborosan. Dengan demikian, sebelum anggaran diterima, anggaran harus terlebih dahulu diperiksa secara cermat oleh atasan langsung. Jika anggaran tersebut dipandang memerlukan perubahan, maka perubahan tersebut harus didiskusikan dan dimodifikasikan atas kesepakatan kedua belah pihak.
Agar berhasil, pendekatan partisipatif dalam penyusunan anggaran mrnuntut bahwa seluruh manajer memahami dan menyetujui strategi organisasi. Tanpa hal tersebut, anggaran yang dianjurkan oleh manajer tingkat bawah akan kekurangan arah yang konsisten.

III.       Penyajian Anggaran
Anggaran penjualan membantu menentukan jumlah yang perlu diproduksi. Jadi, anggaran produksi disusun setelah anggaran penjualan tersusun. Anggaran produksi kemudian digunakan untuk menentukan anggaran biaya produksi yang meliputi anggaran bahan langsung, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran overhead manufaktur. Anggaran-anggaran ini kemudian digabungkan dengan data dari anggaran penjualan dan anggaran beban penjualan & administrasi untuk menentukan anggaran kas.

1.        Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan menyajikan lnformasi tentang perkiraan jumlah barang jadi yang akandijual oleh perusahaan dan harga jual yang diharapkan diperoleh untuk periode anggaran mendatang. jumlah barang jadi yang ingin dijual akan menentukan jumlah barang jadi yangharus diproduksi. Pada akhirnya, jumlah barang jadi yang harus diproduksi akan menentukanbahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, penting sekali untuk dapat memperkirakan jumlah barang jadi yang akan dijual secara akuratdalam periode anggaran mendatang karna akan mempengaruhi penyusunan anggaran-anggaran lain yang ada dalam anggaraninduk.
2.        Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah anggaran yang di susun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan. Anggaran ini harus dibuat setelah anggaran penjualan disusun karena perusahaan harus menentukan jumlah barang jadi yang harus diproduksi dalam rangka mendukung target penjualan yang ada di anggaran penjualan.
3.        Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung akan dimasukkan ke biaya tenaga kerja  langsung yang akan menjadi salah satu komponen dalam biaya produksi. Adapun  upah untuk biaya  tenaga kerja tidak langsung akan dimasukkan ke biaya overhead produksi. Biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead produksi, dan biaya bahan baku langsung adalah komponen dalam perhitungan total biaya produksi perusahaan. Setiap tahunnya, perusahaan manufaktur harus menyusun anggaran tenaga kerja langsung yang memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan berikut upah per jam untuk memproduksi barang jadi dalam satu periode anggaran.
4.        Anggaran Biaya Overhead Manufaktur
Biaya overhead produksi (factory overhead-FOH) adalah seluruh biaya yang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan produksi barang dan jasa. Yang termasuk dalam biaya overhead produksi adalah biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, honor petugas pengawas, biaya listrik, biaya utilitas, dan lain-lain.
Perusahaan manufaktur memiliki tiga komponen biaya produksi, yaitu:
·           biaya bahan baku langsung
·           biaya tenaga kerja langsung, dan
·           biaya overhead produksi
  
5.        Harga Pokok Produksi
Setelah anggaran biaya produksi disusun, harga pokok untuk memproduksi setiap unit produk (harga pokok produksi) dapat ditentukan dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produksi yang dianggarkan.
6.        Anggaran Beban Operasi
Setelah anggaran biaya produksi di susun, langkah selanjutnya adalah menyusun anggaranbeban operasi. Beban operasi adalah beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan selain kegiatan produksi. Kegiatan-kegiatan yang menjadi sumber pengeluaran beban operasi umumnya terbagi dalam dua kelompok, yaitu: kegiatan penjualan danadministrasi.
7.        Anggaran Laba-Rugi
Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang perkiraan laba atau rugi bersih yang akan ditanggung oleh perusahaan dalam suatu periode anggaran.
Di bawah ini adalah sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam menyusun anggaran laba rugi.
·   Anggaran penjualan, menyedikan informasi tentang perkiraan nilai penjualan dalam satu periode anggaran.
·      Anggaran produksi, menyediakan informasi tentang nilai persediaan awal dan akhir barang jadi yang akan digunakan perhitungan beban pokok penjualan di anggaran laba rugi.
·    Anggaran biaya produksi, menyediakan informasi tentang biaya produksi dalam satu periode anggaran.
·  Anggaran beban operasi, menyediakan informasi tentang perkiraan nilai beban penjualan dan administrasi penjualan.
·  Tarif pajak penghasilan badan, tarif ini di perlukan untuk menentukan jumlah beban pajak pengghasilan yang harus ditanggung oleh perusahaan dalan satu periode anggaran.
·   Anggaran kas, meyediakan informasi tentang beban bunga, pendapatan bunga, dan beban piutang tidak tertagih.



DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H., Noreen, dan Brewer. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Santoso, Teguh. “Anggaran”. 2011
Posted by Kelompok 11 On 22.36
ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) Pertama

A.      Pengertian dan Manfaat Analisis B-V-L
Analisa Biaya-Volume-Laba adalah alat yang sangat berguna bagi manajer untuk menjalankan fungsinya. Alat ini membantu mereka untuk memahami hubung-an antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan hubungan lima elemen berikut: (1) Harga produk; (2) Volume atau tingkat aktivitas; (3) Biaya variabel per unit; (4) Total biaya tetap; (5) Bauran produk yang dijual.
Karena analis Biaya-Volume-Laba membantu manajer untuk memahami hu-bungan antara biaya, volume dan laba, alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan. Keputusan ini termasuk produk apa yang akan dibuat atau dijual, bagaimanakah kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran yang digunakan, tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan.
Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :
·           Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.
·           Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
·           Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.
·           Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang diproduksi sama dengan unit yang terjual.

Laporan laba rugi dengan pendekatan kontribusi menekankan pada perilaku biaya dan hasilnya akan sangat membantu manajemen untuk menentukan pengaruhnya terhadap laba karena perubahan harga jual, biaya dan volume.

         Acoustic Concepts, Inc.,
Laporan Laba Rugi Kontribusi
Untuk periode Juni

                                                                 Total       Per unit
Penjualan (400 speaker)                         100.000          $ 250
Dikurangi biaya variabel                           60.000             150
 Margin kontribusi                                     40.000             100
                                     Dikurangi biaya tetap                               35.000
                                     Laba bersih                                              5.000

Perhatikan bahwa penjualan, biaya variabel, dan margin kontribusi disajikan dalam perhitungan per unit dan juga total. Praktik seperti ini umum dilakukan untuk laporan laba rugi kontribusi yang akan digunakan oleh manajemen untuk melakukan analisis profitabilitas.

Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin Keamanan
Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk presentase. Presentase ini didapat dengan membagi margin keamanan dalam dollar dengan total penjualan.


B.       Perbedaan Titik Impas dengan Analisis Hubungan B-V-L

Analisis Titik Impas
Analisis biaya-volume-laba kadang-kadang disederhanakan menjadi analisis titik impas. Padahal analisis titik impas hanyalah salah satu elemen analisis biaya-volume-laba. Meskipun demikian, analisis titik impas adalah elemen yang penting.

Perhitungan Titik Impas
Titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persama-an (equation method) atau metode margin kontribusi (contribution margin method). Kedua metode tersebut ekuivalen.
METODE PERSAMAAN. Metode persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi seperti yang telah digam-barkan, format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut:

Laba = Penjualan - (Biaya Varibel + Biaya Tetap)

Persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

Analasisi Biaya-Volume-Laba seringkali diartikan sebagai analisis titik impas. Hal ini sangat disayangkan karena analisis titik impas hanyalah satu elemen dalam analisis Biaya-Volume-Laba, walaupun merupakan elemen yang penting. Analisis titik impas didesain untuk menjawab pertanyaan mengenai seberapa jauh penjualan  dapat menurun sebelum perusahaan mengalami kerugian. Titik impas (break even) Adalah tingkat penjualan dimana laba adalah nol. ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap pertambahan produk yang terjual. Dengan menggunakan analisis  titik impas, manajer tidak perlu menyiapkan serangkaian laporan laba rugi secara lengkap untuk mengetahui tingkat pengembalian dari penjualan yang terjadi. Dalam analisis titik impas, jika tidak ada penjualan, kerugian perusahaan akan sebesar beban tetapnya. Setiap unit yang terjual akan mengurangi kerugian sebesar margin kontribusi per unit. Ketika titik impas tercapai, setiap tambahan unit terjual meningkatkan laba perusahaan sebesar margin kontribusi per unit.
·      Metode Margin Kontribusi. Metode ini pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metode persamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan sejumlah margin kontribusi yang akan menutup biaya tetap. Untuk menemukan berapa banyak unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas, bagilah total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit :

C.      Metode dan Penerapan Analisis Hubungan B-V-L
Adanya penerapan pada analisis hubungan Biaya-Volume-Laba diharapkan akan memberikan dampak pengaruh dari margin kontribusi terhadap perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan. Beberapa pengaruh penerapan dalam analisis hubungan B-V-L :
1.         Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan
2.         Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan
3.         Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual, dan Volume Penjualan
4.         Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Volume Penjualan
5.         Perubahan dalam Harga Jual Reguler


D.      Pengaruh Pajak Penghasilan dalam Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L.

Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak memainkan peranan karena perusahaan tidak membayar pajak bila tidak mendapatkan laba. Banyak perusahaan memilih menetapkan laba sasaran mereka sebagai laba bersih seteleh pajak yang mana dalam hal ini pajak penghasilan dianggap sebagai biaya. Semakin tinggi tarif pajak penghasilan akan semakin tinggi pula target yang harus dicapai. 


ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME-LABA (B-V-L) KEDUA

I.       Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L Dalam Perubahan Berbagai Faktor
Beberapa Aplikasi dari Konsep Biaya-Volume-Laba yaitu antara lain :

a)    Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan anggaran iklan per bulan sebesar $10,000 akan meningkatkan penjualan sebesar $30,000 dan 520 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini


Sekarang
Revisi Penjualan & Biaya Iklan
Peningkatan
% Penjualan

Penjualan 
$ 100,000
$ 130,000
$ 30,000
100%
(-/-) B. Variabel
60,000
     78,000
   18,000
60%
Margin kontribusi
40,000
     52,000
   12,000
40%
(-/-) Beban tetap
35,000
    45,000
           0

Laba bersih
$     5,000
$    7,000
$  12,000


Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka peningkatan anggaran iklan akan meningkatkan laba bersih sebesar $ 2,000. terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas yaitu :

Perhitungan I
 Proyeksi Margin Kontribusi
($130,000 x 40% rasio CM)
       $ 52,000
Total Margin Kontribusi
($100,000 x 40% rasio CM)
      $ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi
   12,000
Perubahan dalam biaya tetap

     (-/-) Peningkatan biaya iklan
      $ 10,000
Peningkatan Laba Bersih
      $   2,000

Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi
($30,000 x 40% rasio CM)
   $ 12,000
     (-/-) Peningkatan biaya iklan
      10,000
Peningkatan Laba Bersih
        $   2,000

Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba rugi dan melibatkan analisis perningkatan yang memperhitungkan faktor pendapatan, biaya dan volume yang akan berubah jika terdapat perubahan diantara faktor-faktor diatas.

b)    Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan penggunaan komponen berkualitas lebih tinggi yang akan mengakibatkan naiknya biaya variabel sebesar $10 namun dengan perbaikan komponen akan meningkatkan penjualan menjadi 480 unit per bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

     Perhitungan  
Proyeksi Margin Kontribusi
(480 unit  x $90 per unit )
       $ 43,200
Total Margin Kontribusi saat ini
(400 x $100 per unit)
          40,000
Peningkatan Margin Kontribusi
  $13,200

Dari hasil perhitungan disimpulkan peningkatan biaya variabel dapat dilakukan karena dapat meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan total margin kontribusi dan laba bersih sebesar $ 3,200.

c)    Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan menurunkan harga jual sebesar $20 per unit dan meningkatkan biaya iklan sebesar $15,000 per bulan namun dapat meningkatkan penjualan sebesar 50% atau menjadi 600 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

     Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
(600 unit x $ 80 per unit)
       $ 48,000
Total Margin Kontribusi sekarang
(400 unit x $100 per unit)
      $ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi
   8,000
Perubahan dalam biaya tetap

     (-/-) Peningkatan biaya iklan
      $ 15,000
Penurunan Laba Bersih
     ($   7,000)
                                                                                        

Sebelum Revisi
Sesudah Revisi  


Total
Per Unit
Total
Per Unit
Selisih
Penjualan 
$ 100,000
$ 250
$ 138,000
$ 230
$ 38,000 
(-/-) B. Variabel
60,000
    150
     90,000
   150
   30,000
Margin kontribusi
40,000
   $ 100
    48,000
$   80
     8,000
(-/-) Beban tetap
35,000

    50,000 

   15,000
Laba bersih
$     5,000

$    2,000

($ 7,000)


Perubahan seharusnya tidak dilakukan karena mengakibatkan penurunan laba bersih.


d)    Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan mengganti sistem kompensasi dari gaji tetap dengan total $6,000 per bulan menjadi komisi sebesar $15 per unit sehingga dapat meningkatkan penjualan sebesar 15% atau menjadi 460 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
(460 unit x $ 85 per unit)
       $ 39,100
Total Margin Kontribusi sekarang
(400 unit x $100 per unit)
      $ 40,000
Peningkatan Margin Kontribusi
       (900)
Perubahan dalam biaya tetap :

(+/+) Perubahan gaji menjadi komisi
      $   6,000
Penurunan Laba Bersih
      $   5,100
                                                                                        

Sebelum Revisi
Sesudah Revisi  


Total
Per Unit
Total
Per Unit
Selisih
Penjualan 
$ 100,000
$ 250
$ 115,000
$ 250
$ 15,000 
(-/-) B. Variabel
60,000
    150
     75,900
   165
   15,900
Margin kontribusi
40,000
   $ 100
    39,100
$   85
$     900
(-/-) Beban tetap
35,000

    29,000 

    ( 6,000)
Laba bersih
$     5,000

$  10,100

   $  5,100

Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $ 6,000 dari $35,000 menjadi $29,000 dan margin kontribusi per unit menurun menjadi $85. implikasi dari semua itu akan meningkatkan laba bersih yang berasal dari penghematan biaya tetap tadi. 

e)    Perubahan dalam Harga Jual
Manajemen perusahaan mempertimbangkan selain penjualan biasa, untuk menjual 150 unit kepada penjual grosir dengan harga khusus. Manajemen sedang menyusun harga jual khusus agar mendapatkan laba bulanan sebesar $3,000. 

Perhitungan
Biaya variabel per unit 
       $ 150
Proyeksi Laba per unit 
($3,000 / 150 unit)
       $   20
Proyeksi Harga jual per unit
       $ 170
                             
Beban tetap tidak diperhitungkan karena tidak terpengaruh oleh penjualan harga khusus dimana biaya tetap akan sama jumlahnya berapapun unit terjual dan harga yang dkenakan.

II.    Margin of Safety (Batas Keamanan)
Menurut Garrison, dkk (2006:338) ”Margin of Safety (batas keamanan) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan (aktual) di atas titik impas volume penjualan”. Margin of safety menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin of safety, semakin rendah risiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

Margin of Safety = Total Penjualan yang Dianggarkan – Penjualan Titik Impas

III. Struktur biaya dan penerapan operating leverage
Leverage dapat didifinisikan sebagai penggunaan  asset  atau dana pinjaman oleh perusahaan, dengan konsekuensi perusahaan harus mengeluarkan beban tetap berupa bunga.

Kegunaan : Analisis leverage dapat digunakan sebagai alat perencanaan penjualan dan laba khususnya untuk perencanaan jangka pendek.


IV. Asumsi Analisis Hubungan B-V-L
Analisis impas memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai suatu usaha agar tidak mengalami kerugian. Dan analisis tersebut juga dapat diketahui seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis impas menyajikan informasi untuk perencanaan volume penjualan. Analisis impas merupakan salah satu bentuk analisis biaya volume laba karena untuk mengetahui impas maupun margin margi of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba.
Untuk memudahkan analisis dampak perubahan biaya, volume, dan harga jual terhadap laba, dapat dibuat grafik laba dan volume. Pembuatan grafik ini dilakukan sebagai berikut:
1.      Dibuat grafik yang dibagi menjadi dua bagian yang dibatasi dengan garis penjualan yang dibuat mendatar.
2.      Kemudian ditarik garis rugi-laba yang menghubungkan titik-titik rugi atau laba pada berbagai volume penjualan.
3.      Titik pertemuan garis rugi-laba dengan garis penjualan menunjukan titik garis.

·         Manfaat Analisis Hubungan Biaya-Volume-Laba bagi Manajemen
Hubungan antara biaya, volume, dan laba, dipengaruhi oleh lima faktor atau suatu kombinasi faktor-faktor berikut ini:
1.      Harga jual persatuan.
2.      Volume penjualan.
3.      Komposisi produk yang dijual.
4.      Biaya variable persatuan’
5.      Total biaya.
                                                                            
·         Dampak Perubahan Harga Jual Produk Terhadap Hubungan Biaya-Volume-Laba
Suatu perubahan dalam harga jual produk kemungkinan akan berdampak tehadap kuantitas produk yang dijual, laba, dan impas.




Daftar Pustaka :


Garrison, Ray H.; Noreen; dan Brewer. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Mercubuana. “Hubungan Biaya, Volume, Laba”.

Translate

Chatbox


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.