Rabu, 25 September 2013

Posted by Kelompok 11 On 22.22
A.    Pengertian dan Manfaat HPV
Variabel costing / harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya marginal (marginal costing). Perubahan dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operaasional ketika metode variabel costing digunakan. Perhitungan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk laporan eksternal dan laporan pajak. Meskipun demikian, metode tersebut dapat digunakan untuk kepentingan internal dalam membuat perencanaan. Pendekatan perhitungan harga pokok variabel berhubungan erat dengan konsep biaya-volume-laba yang selalu dipertimbangkan oleh manajer dalam perencanaan laba dan pembuatan keputusan.
Manfaat data perhitungan harga pokok dengan menggunakan metode variabel costing (HPV) adalah :
1.      Menigkatkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen, dan segmen bisnis lain.
2.      Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual, biaya,bauran benjualan dan sebagainya) laba akan searah dengan penjualan.
3.      Dengan menggunakan Variabel costing, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.
4.      Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih dekat dengan aliran kas bersih. Hal ini akan sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.


B.     Perbedaan Perhitungan Laba Bersih yang Menggunakan Metode HPV dengan Harga Pokok Penuh
1.        Ketika produksi dan penjualan sama, laba bersih operasional akan sama secara umum dengan tidak memandang apakah digunakan perhitungan harga pokok penuh atau perhitungan harga pokok variabel. Perbedaannya hanya terletak pada nilai dari overhead pabrik tetap yang diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi. Ketika semua yang diproduksi pada tahun itu telah terjual, semua overhead pabrik tetap yang dibebankan ke unit produk menggunakan perhitungan harga pokok penuh menjadi bagian dari harga pokok penjualan untuk tahun itu. Dengan perhitungan harga pokok variabel, overhead pabrik tetap langsung dibebankan ke laporan laba rugi. Sehingga dengan kedua metode itu, ketika produksi sama dengan penjualan, semua overhead pabrik tetaap yang terjadi ditahun itu langsung mengalir ke laporan laba rugi sebagai beban. Sehingga, laba operasi bersih dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah sama.
2.        Ketika produksi melebihi penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh pada umumnya akan lebih besar dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini terjadi karena dengan perhitungan harga pokok penuh, sebagian biaya biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan dalam persediaan. Tetapi, dengan perhitungan harga pokok variabel semua biaya overhead pabrik tetap untuk tahun berikutnya telah dibebankan terhadap pendapatan sebagai biaya periodik. Sebagai hasilnya, laba bersih operasional untuk tahun berikutnya tersebut dengan perhitungan harga pokok variabel lebih rendah dibanding dengan perhitungan harga pokok penuh.
3.        Ketika produksi dibawah penjualan, laba bersih operasional yang dilaporkan dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh pada umumnya akan lebih rendah dari laba bersih operasional yang dilaporkan dengan perhitungan harga pokok variabel. Ini terjadi karena persediaan menurun dan biaya overhead pabrik tetap yang sebelumnya ditangguhkan dalam persediaan dengan metode perhitungan harga pokok penuh sekarang dikeluarkan dan dibebankan terhadap pendapatan ( fixed manufacturing overhead cost released from inventory ). Sebaliknya, dengan perhitungan harga pokok variabel laba bersih operasionalnya akan lebih tinggi dibanding dengan perhitungan harga pokok penuh
4.        Dalam jangka panjang, laba bersih operasional yang dihitung dengan perhitungan harga pokok penuh dan variabel akan cenderung sama. Alasannya adalah dalam jangka panjang penjualan tidak dapat melebihi produksi, begitu juga produksi tidak akan melebih penjualan. Semakin pendek periodenya, laba bersih operasi akan cenderung semakin berbeda.

C.    Laporan Laba-Rugi dengan Perhitungan Harga Pokok Penuh dan Variabel
1.        Dengan menggunakan perhitungan harga pokok penuh, jika persediaan meningkat maka beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan ke periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca. Biaya overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ditangguhkan ke periode berikutnya, dimana diharapkan unit persediaan yang ada akan diambil dan dijual.
2.        Dengan metode perhitungan harga pokok variabel, seluruh biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai bahan periode berjalan.
3.        Persediaan akhir dalam metode perhitungan harga pokok variabel lebih rendah dibandingkan perhitungan harga pokok penuh. Alasannya adalah dalam perhitungan biaya variabe, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan demikian dimasukkan dalam persediaan.
4.        Laporan laba-rugi perhitungan harga pokok penuh tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam laporan perhitungan harga pokok penuh.

5.        Pendekatan perhitungan harga pokok variabel untuk menentukan biaya produksi per unit sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasi biaya berdasarkan perilakunya.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Chatbox


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.