Rabu, 02 Oktober 2013

Posted by Kelompok 11 On 17.51
I.  Pengertian dan Konsep Biaya Relevan, Sunk Cost, Avoidable Cost, dan Opportunity Cost
Relevan cost atau biasa disebut juga biaya sesungguhnya adalah semua biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produk. Yang termasuk ke dalam relevan cost yaitu biaya produksi (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dan biaya non-produksi (biaya pemasaran atau penjualan dan biaya administrasi).

Konsep-konsep Biaya
  1. Relevant cost : disebut juga differential cost, yaitu biaya yang patut dipertimbangkan di dalam pemilihan alternatif keputusan yang diambil. Biaya yang berbeda pada setiap keputusan alternative yang diambil.
  2. Sunk Cost : biaya-biaya yang tidak mengeluarkan pengeluaran tunai contoh, biaya penyusutan, amortisasi goodwill.
  3. Avoidable cost : adalah  biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya ataupun sebagian  dengan memilih salah satu alternatif yang tersedia.
  4. Opportunity Cost (biaya kesempatan) : keuntungan yang terpaksa dilepaskan karena diambilnya suatu alternative lain.

Biaya differential tidak cocok untuk penggolongan akuntansi yang mungkin dilakukan karena biaya-biaya differential memperlakukan biaya produk berdasarkan differensial/ perbedaan bukan berdasarkan biaya total.
Dalam pertimbangan biaya relevan, manajemen perlu untuk memperhatikan biaya produksi dan biaya non produksi.
II.         Penerapan Biaya Relevan Pada Berbagai Kondisi
Keputusan yang diambil manajemen  meliputi berbagai macam dan jangka waktu, misal keputusan dalam kegiatan operasi rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan yang bersifat teratur dan rutin. Pengambilan keputusan khusus pada umumnya bersifat tidak teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan operasi perusahaan secara periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa.
Pengambilan keputusan khusus banyak jenisnya, yang akan dibahas dalam bab ini adalah pengambilan keputusan khusus yang berkaitan dengan :

1.     Meniadakan atau menambah Jenis Produk atau Departemen.
Manajemen selalu dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang mengarah pada kombinasi produk yang dapat menghasilkan laba yang maksimal. Pada umumnya pengambilan keputusan untuk meniadakan produk atau departemen timbul karena jenis produk atau departemen yang bersangkutan menderita kerugian secara terus menerus. Dalam hal ini manajemen harus mempertimbangkan pendapatan differensial dan baiya differensial dalam pengambilan keputusan tersebut.
Jika keputusan yang akan diambil meniadakan salah satu jenis produk atau departemen, harus pula dipertimbangkan adanya biaya terhindarkan (avoidable cost) dan biaya tak terhindarkan (unavoidable cost). Biaya tak terhidarkan biasanya merupakan biaya bersama (joint cost) bagi beberapa jenis produk atau departemen, sehingga peniadaan salah satu jenis produk/depertemen tidak mempengaruhi terjadinya biaya tersebut. Dalam pengertian biaya relevan, biaya terhindarkan merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif, sedang biaya tak terhindarkan merupakan biaya yang tidak relevan, maka dalam pengambilan keputusan biaya ini dapat diabaikan.
Bila ada produk baru maka penghasilan dan biayanya harus dievaluasi secara hati-hati untuk meyakinkan apakah labanya cukup besar untuk membenarkan keputusan menjual produk tersebut.
2.     Membuat Sendiri atau Membeli Bahan Baku Produk dari Luar
Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan penggunaan bahan  produksi, misal untuk perusahaan perakitan adalah masalah penggunaan suku cadang, apakah perusahaan akan membuat sendiri karena memang perusahaan mempunyai fasilitas untuk membuat suku cadang tersebut atau membelinya dari perusahaan lain.
Jika fasilitas perusahaan untuk suku cadang tersebut telah mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan proses produksi karena meningkatnya volume penjualan perusahaan sudah tidak memungkinkan, maka tidak mengherankan kalau perusahaan terpaksa memenuhinya dengan cara membeli dari perusahaan lain. Akan tetapi dalam hal kapasitas perusahaan masih memenuhi untuk memproses meningkatnya volume penjualan, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus mempertimbangkan biaya differensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang menganggur. Analisis differensial mampu memecahkan masalah ini
3.     Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Menerima atau menolak pesanan khusus adalah dua alternatif keputusan yang ada kalanya dihadapi oleh manajemen. Pesanan khusus adalah pesanan di luar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal.
Keputusan tentang harga jual produk (jasa) jangka panjang harus mendasarkan pada pertimbangan full cost. Tetapi dalam jangka pendek (masih ada kapasitas yang menganggur), penentuan harga jual dapat dilakukan dengan hanya mempertimbangkan differensial cost. Oleh karena itu, pesanan khusus mungkin menarik, meskipun harganya lebih rendah dari harga jual normal. Analisis differensial dapat digunakan untuk mengevaluasi differensial revenue and cost yang berhubungan dengan pesanan khusus ini. Harga jual yang diterima menurut analisis ini hanya berlaku untuk jangka pendek, bukan untuk kegiatan reguler perusahaan dalam jangka panjang.
4.     Menyewakan atau Menjual Fasilitas Perusahaan
Pengambilan keputusan dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternatif menyewakan atau menjual fasilitas yang tidak dipergunakan lagi dalam operasi perusahaan. Dalam pemilihan alternatif tersebut, manajemen harus pula mempertimbangkan pendapatan differensial dan biaya differensial
5.     Memproses Lebih Lanjut setelah Split-off Point atau Langsung Menjual
Dalam suatu perusahaan ada kemungkinan beberapa produk akan diproduksi secara bersama-sama dari bahan baku yang sama atau dari satu proses produksi yang sama. Kondisi seperti itu disebut sebagai joint product atau co-product. Saat dapat dipisahkannya produk-produk itu dari proses produksi disebut dengan split-off point.  Biaya yang timbul dalam proses produksi sebelum spilt-ff pont disebut joint-cost atau commont cost.  Oleh karena biaya produksi untuk masing-masing produk harus diketahui , maka usaha untuk mengalokasi biaya bersama harus dilakukan secara adil dan teliti. Pengalokasian secara adil dan teliti merupakan masalah yang harus dicapai pemecahannya. Salah satu pemecahannya adalah mengalokasi biaya bersama dengan menggunakan nilai jual relatif dari produk-produk tersebut.
Untuk produk yang diproduksi bersama tersebut ada dua kemingkinan :
  1. Setelah titik pisah, masing-masing produk dapat dijual langsung karena produk tersebut merupakan produk akhir.
  2. Setelah titik pisah, produk tersebut sebagian dapat dijual langsung atau dapat  juga diproses lebih lanjut menjadi produk baru.
Untuk produk jenis kedua, jika diproses lebih lanjut sudah barang tentu membutuhkan biaya tambahan guna memproses produk tersebut, Setelah diproses lebih lanjut, diharapkan produk tersebut dapat dijual dengan harga lebih tinggi sehingga selain dapat menutup biaya tambahan ditambah biaya semula (sebelum titik pisah) diharapkan juga keuntungan perusahaan meningkat dibandingkan keuntungan jika dijual langsung. Masalah yang akan dibahas adalah keputusan manajemen yang bijaksana, apakah produk dijual langsung setelah split-off point atau diproses lebih lanjut. Tekanannya adalah alokasi biaya setelah split-off point.


DAFTAR PUSTAKA



0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Chatbox


Try Relay: the free SMS and picture text app for iPhone.